Monday 4 November 2013

Putra Mahkota Amat Mude

     Dahulu di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam ada seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup dengan damai. Namun, sang raja belum memiliki anak yang akan mewariskan tahta kerajaan. Sang raja dan permaisuri selalu berdoa agar cepat diberi keturunan. Sebulan kemudian, permaisuri pun mengandung. Pada suatu hari, permaisuri pun melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Amat Mude.
     Belum setahun umur Amat mude, sang raja pun wafat. Karena masih bayi, diangkatlah Pakcik Amat Mude yang bernama Raja Muda, menjadi raja sementara di Negeri Alas. Namun, setelah menjadi raja, ia berusaha untuk menyingkirkan Amat Mude dan ibunya ke sebuah hutan.
     Hari berlalu, bulan berganti tahun, tak terasa Amat Mude telah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Kesukaannya ialah memancing ikan di sungai. Pada suatu hari, permaisuri dan Amat Mude pergi ke sebuah desa di pinggir hutan untuk menjual ikan. Tanpa disangka, ia bertemu dengan saudagar kaya.              Ternyata ia bekas sahabat suaminya dulu.
     "Kenapa Tuan Putri dan Putra Mahkota berada di tempat ini?" tanya saudagar itu heran.
     Permaisuri menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya. Mendengar hal tersebut, saudagar itu segera mengajak mereka ke rumahnya dan membeli semua ikannya. Setibanya di rumah, saudagar itu menyuruh istrinya segera memasak ikan tersebut. Ketika sedang memotong perut ikan, sang istri merasa heran karena dari perut ikan itu keluar telur ikan yang berupa telur emas murni. Kemudian, butiran emas tersebut dijual ke pasar oleh istri saudagar. Uangnya ia gunakan untuk membangun rumah permaisuri dan putranya. Sejak saat itu, permaisuri dan Amat Mude telah berubah menjadi orang kaya berkat telur-telur emas itu.
     Cerita tentang kekayaan permaisuri dan putranya sampai ke telinga Raja Muda. Pada suatu hari, Raja Muda memanggil Amat Mude ke istana. Ia memerintahkan Amat Mude untuk memetik kelapa gading untuk mengobati penyakit istri Raja Muda, di sebuah pulau yang terletak di tengah laut. Konon, lautan di sekitar pulau itu dihuni binatang buas. Siapapun yang melewati lautan itu pasti celaka. Raja Muda mengancam jika tidak berhasil, ia akan dihukum mati. Tapi Amat Mude tenang saja dengan ancaman itu. Niatnya tulus hendak menolong istri Raja Muda. Ia pun pergi dari istana itu. Setibanya di pantai, ia duduk sambil termenung. Tiba-tiba , muncul di hadapannya seekor ikan besar bernama Silenggang Raye, didampingi oleh Raja Buaya, dan seekor Naga besar. Singkat cerita, Amat Mude telah menemukan pohon kelapa gading dengan bantuan Silenggang Raye, Raja Buaya, dan seekor Naga. Selanjutnya, Amat Mude pun memanjat pohon. Ketika sedang memetik buah kelapa gading, tiba tiba terdengar suara seorang perempuan.
     "Siapa pun yang berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan menjadi suamiku."
     "Siapakah Engkau?" tanya Amat Mude. "Aku Putri Niwer Gading," jawabnya lirih.
     Alangkah takjubnya Amat Mude melihat kecantikan Putri Niwer Gading. Akhirnya, Amat Mude pun mengajak sang putri pulang ke rumahnya untung dipersunting. Setelah menikah, Amat Mude beserta istri dan ibunya berangkat ke istana untuk menyerahkan buah kelapa gading. Kedatangan Amat Mude membuat Raja Muda tak percaya dan tidak alasan untuk menghukum mati atas kemenakannya itu. Akhirnya, atas permintaan Raja Muda, Amat Mude pun dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

PESAN MORAL
Apabila dilanda suatu musibah, hendaklah bersikap
tabah dan selalu bekerja keras.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Putra Mahkota Amat Mude Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Jason Fernando

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Sobat Kita Semuanya
Semoga Posting Disini Bermanfaat Bagi Anda